Pasar Sagan 17 Desember 2016

Martani ikut serta berjualan di Pasar Sagan 17 Desember 2016.


Tamu teman kami yg nadir adalah Mbak Santi dan Mas Yoyok dari Harmony Healthy Food. Catering sehatnya menggunakan nasi beras merah Martani. Kesempatan bertemu-muka ini kami gunakan untuk berbagi pengalaman saat menggunakan produk petani lokal sehat. 

Antropolog di Limasan Martani

14/12/16. Bapak John Mc Carthy seorang antropolog Associate Professor, Crawford School of Public Policy, ANU College of Asia and the Pacific datang bersama beberapa kolega antropolog lainnya yg sedang mengadakan pertemuan di Jogjakarta. Empat orang dosen dari beberapa universitas di Indonesia, dua anthropology berkebangsaan Australia (Lisa, Andrew) dan satu orang berkebangsaan Belanda (Gerben).

Mbak Nulwita ternyata kawan satu angkatan kami saat di Bogor. Belum sempat berkenalan waktu sekolah beberapa tahun lalu, malah baru bertemu sekarang.


Group Picture Pak John, Mbak Nulwita dkk Antropolog.
Percakapan selama makan malam diantara sesama kawan lama dan baru. Yusup adalah salah-seorang kolega Pak John, sesama peneliti CIFOR yg pernah melakukan riset di Kalimantan Barat pada tahun 90an. Kunjungan ke Boutique Restaurant Limasan Martani atas rekomendasi Mbak Indri, kawan lama kami di Bandung, yg saat ini sedang menyelesaikan PhD di ANU - muridnya Pak John.

Pendi Si Anak Kecil Menjelaskan Batik Tulis Bayat Hasil Karyanya.

Terimakasih sudah menghabiskan waktu bersama menikmati beras merah Martani dan aneka sayuran pecel dari petani lokal sehat.

Info lebih jauh tentang Dr John F McCarthy:


Benih Jeruk Medan di Kutoarjo

Mungkin tidak banyak yg tahu kalau benih jeruk Medan didatangkan dari daerah Kutoarjo, Jawa Tengah. Dalam sebuah kesempatan mengunjungi seorang kawan, kami meligst bagaimana packaging pesanan jeruk dilakukan. Pengantaran dilakukan dengan truk.

Kutoarjo bibit adalah keyword yg bisa digunakan di google untuk mendapatkan info tentang aneka jenis benih. Wah berapaan yah harganya, ngiler melihat aneka jenis bibit jeruk siap tanam. Di Martani, kami sudah membicarakan ide Lumbung Benih. Idenya agar semua orang utamanya petani bisa dapat akses mudah dan murah ke aneka benih lokal. Simpan dulu mimpinya.

Nikmati dulu potongan cerita bagaimana benih dari Kutoarjo dikirim ke Medan.



Benih jeruk hasil penyetekan batang.

 v 

Pastikan pucuk daun jeruk tetap segar, tidak terluka saat pengangkutan menuju lokasi sang pemesan.



Sebuah karung goni digelar, menjadi penahan pelindung batang pisang yg disusun melingkar diantara benih pohon jeruk.



Terus disusun melingkar.



Masukkan ikatan pohon jeruk ke dalam bingkai pohon pisang.



Ikat bagian bawah batang.





Bagian ikatan menarik. Ada sebuah besi berbentuk angka delapan yg berfungsi untuk penguat ikatan.





Hasil ikatan



Karung goni dijahit untuk melindungi batang pisang.



Siap kirim.





Pastikan daun tidak terluka saat pengiriman.




Nasi Beras Hitam

Beras Hitam berbeda dengan ketan hitam, antara lain tidak lengket bila dimasak. Kandungan beras hitam berupa zat anthocyanin, zat alamiah antioksidan tinggi yang berguna melindungi kerusakan sel akibat oksidasi atau kontaminasi zat beracun.

Pigmen beras hitam juga kaya dengan kandungan materi aktif flavonoid, yang sangat berperan dalam mencegah pengerasan pembuluh nadi. Selain itu beras hitam memiliki kandungan serat sekitar 100 kali lipat dari beras putih, sehingga sangat menyehatkan. Beras hitam juga memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga mampu menjaga kestabilan gula darah. 

Para penderita diabetes menggunakan beras hitam untuk diet, karena beras hitam memiliki efek kenyang yang panjang dan dalam porsi sedikit sudah mengenyangkan. Para ahli kesehatan sangat menganjurkan terapi diabetes dengan full mengkonsumsi beras hitam untuk diabetes parah dan tidak lagi mengkonsumsi beras putih, hanya beras hitam untuk penderita diabetes yang dalam kondisi kadar gula darah tinggi. Beras hitam dan beras merah dalam hal diet diabetes memiliki kemanfaatan yang hampir sama, namun untuk diabetes yang parah beras hitam memiliki kemampuan pemulihan kesehatan yang lebih cepat dan lebih baik.


Perlu dicatat bahwa sebenarnya beras hitam ini bukanlah obat, namun beras hitam berperan sangat besar mendukung tubuh mampu secara maksimal mengeluarkan potensinya dalam memelihara kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, dan memulihkan kesehatan yang menurun.

Berikut ini adalah table mengenai komposisi gizi berbagai beras dalam 100 gram yang diambil dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia pada tahun 2009.

Komposisi kandungan Berbagai Jenis Beras
Jenis
Energi (Kkal)
Protein (Gr)
Karbohidrat (Gr)
Lemak (Gr)
Serat (Gr)
Beras Putih
357
8,4
1,7
77,1
0,2
Beras Merah
352
7,3
0,9
76,2
0,8
Beras Hitam
351
8
1,3
76,9
20,1



Masyarakat belum mengenal beras hitam seperti layaknya beras merah. Orang akan mengasosiasikan beras hitam dengan ketan hitam. 

Di warung pecel PSSM Martani Prambanan, kami menyajikan pecel dengan pilihan aneka beras sehat. Pembeli dapat memilih untuk mengkonsumsi nasi beras hitam, nasi beras merah, dan nasi beras coklat. Kami mengenalkan nasi beras hitam kepada masyarakat sekitaran warung PSSM Prambanan tempat kami tinggal. Sembilan puluh persen mengatakan belum pernah makan nasi hitam. Padahal kelompok tani yg memproduksi beras hitam hanya terletak puluhan km dari Prambanan.

Tentang Martani

Tentang Martani

Martani dibentuk pertama kali pada tanggal 23 Maret 2013. Pada awalnya Martani merupakan bagian dari program  KRKP (Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan), sebuah koalisi yang beranggotakan LSM pendamping petani di Bogor. Mandat utama Martani adalah untuk: 1) menjalankan misi KRKP mewujudkan “Perdagangan yang Adil”, “pertanian berkelanjutan”, dan “konsumsi pangan lokal sehat”; dan 2) menjadi media komunikasi antar anggota kelompok petani produsen dan konsumen melalui perdagangan pangan lokal sehat.

Martani merupakan bahasa Jawa, sebagai laku (predikat) mempunyai arti “menghidupi” dan sebagai subyek/obyek dimaknai sebagai “sumber penghidupan”. Martani dapat dipandang sebagai penggabungan dua suku kata: Mart dan Tani, Mart dalam Bahasa Inggris berarti pasar, dan Tani berarti petani. Sehingga Martani dapat dimaknai sebagai pasarnya petani, “tempat” dimana petani dapat memasarkan produknya. Misi Martani sebagai entitas bisnis adalah menyediakan pangan lokal sehat secara ajeg dan mendapatkan keuntungan. Sehat dalam hal ini adalah tanpa pestisida, pengawet, pewarna, perasa, pengenyal (5P) buatan; lokal: dapat ditelusuri asal dan cara produksinya, serta minimal kandungan impor dan produksi pabrikan besar; dan ajeg: produksi, penyediaan dan pelayanan lancar secara kuantitas dan kualitas. Prinsip berdagang yang dipegang Martani adlah jujur, saling percaya, dan saling menguntungkan. Sehingga diharapkan dapat visi Martani: olah rasa mbangun jiwa (secara bersama mengalami dan memaknai untuk saling menghidupi).

Info dan pemesanan Produk Martani:
Yusup Maguantara: 081317805953;
ymaguantara@gmail.com; fb: yusup maguantara

Alamat Warung PSSM Martani: Dusun Tulung RT1 RW1, Taman Martani, Kalasan, Yogyakarta 55571.
facebook: Martani Beras Sehat
IG: martani.organic
Twitter: @berasmartani

Line@: @dsb7289x

Open Debate & Film Screening The Seed War

Open Debate & Film Screening
Rita Mustikasari (@ritamustikasari)

This is a sequel of Martani to involve on the Pesta Sains 2016. Start from Pasar Sehat Sagan in Taman Pintar Jogja (September 24-25), invited by Warung Prancis UII on one of their serial discussion about Makanan dan Kita (September 26), Pasar Sagan in IFI Jogja (October 8), provide nasi tumpeng biru bunga telang for the closing ceremony of Pesta Sains Jogja (October 20) and attending this debate and film screening (October 27).

Appreciate of IFI Jogja and Jakarta to promote healthy food for public in a nice way. Congratulation and thank you.

Presentation of Martani
  • Rita has a chance to present a photos slide continue by points of lesson learns from Warung Pecel PSSM Martani. As a new approach, operating warung pecel as place of living library and training center is quite challenging.
  • Yusup shares view of Martani. We provide options for public. Not everybody able to consume gluten and GMO. There is an option of local ingredient which by chance produce by local farmer. Big is not always good. Small but fair.
  • Nicolas from Palm Elit shows the beauty become a breeder especially on oil palm. Glad to hear that they do conventional breeding system and not GMO one;

The Seed War
I impress with a woman farmer who clever try to find access to local seed. She got some local corn seed that she replants to get more seed so she can provide corn for her cattle. Smart! We should learn from this film before the situation in Indonesia becomes worst.

  • Need a local real action to solve the seed war
  • Increasing public understanding about the situation of TNCs and the seed war now
  • Create local demand for local vegetable products of people in the city. When there is demand, the farmer has willingness to plant local seed.
  • Using economic instruments to conserve land and water is possible by warung kopi.
  • Pinarak Warung PSSM Martani in Tulung, Kalasan, Jogjakarta.



Martani
Yusup Maguantara (0813.1780.5953)
Dusun Tulung, RT1 RW1, Desa Taman Martani, Kalasan, Jogjakarta 55571.
Facebook: Martani Beras Sehat
Twitter: @berasmartani
IG: martani.organic

LINE@: dsb7289x

Flora Nusantara

Negri tropis ini memiliki aneka jenis tanaman yg cantik, baik bagian bunga, batang, daun dan lainnya. Pemanfaatan aneka flora kita masih butuh sentuhan kita semua. Berkreasi lah berkesperimen mencari cara mempromosikan atau mengolah aneka potensi yg kita miliki.

Kami di Martani mencoba dengan berbagai cara. Misalnya berkebun di Kebun Martani Labasan. Mengolah aneka produk petani lokal sehat menjadi pangan lokal pangan sehat.



Banyak tanaman buah yg bisa ditanam di halaman rumah. Saat berbuah adalah momen paling keceh. Buah dari kebun sendiri terasa lebih manis, begitu konon. Kesegaran karena baru metik dan langsung dimakan yg menjadi kuncinya. Bukan tanaman yg diambil puluhan ribu kilometer dan butuh perlakuan agar kesegarannya tetap.



Menjadi konsumen cerdas memilih produk lokal yg segar, bisa berlatih dengan memetik buah kebun sendiri.


Artisan Rumahan Tidak Murahan

Artisan adalah istilah untuk orang yg memproduksi aneka barang kerajinan-tangan. Jumlahnya banyak di pedesaan, banyak kelompok perempuan. Mengisi waktu luang sambil ngasuh anak dan memasak untuk keluarga.

Ayam OChicken Ayam Organik

Kenapa harus ayam organik? Apakah sama ayam organik dengan ayam probiotik? Pernah dengar ayam hepi?





Belajar dari Seed War

Dipresentasikan Acara Debat Terbuka Pesta Sains IFI LIP Prancis Jakarta
Kedutaan Besar Prancis 
Kamis, 27 Oktober 2016

Belajar dari Seed War
(Yusup Martani/081317805953)

  1. 1. Pertama 
  • Hal penting yang saya tangkap dari film Seed War adalah: 1) benih merupakan awal mula proses budidaya pangan dan 2) ketika benih dikuasai oleh sedikit pelaku industri, maka kemudian 3) mereka menguasai dan mengatur pangan dunia, 4) ketersediaan varian pangan berkurang, 5) ketergantungan petani atas benih dari pengusaha, 6) ketercemaran lingkungan, dan 7) menurunnya kesehatan dan keamanan pangan
  • Muncul pertanyaan mengapa dan bagaimana situasi tersebut bisa terjadi?
  • Vandana Shiva telah memulai “perlawanan” untuk merubah situasi tersebut. Mulai dari membangunkan kesadaran di tingkat petani di desa-desa hingga kampanye dan lobby di aras internasional.
  • Muncul pertanyaan: masing-masing diri kita akan berdiam diri menikmati situasi yang ada dan menjadi bagian dari rejim pangan dunia, atau ingin melakukan perubahan sebagaimana Vandana Shiva? 
  • Ada sebuah artikel/berita yang pernah saya baca mengungkapkan bahwa petinggi politik di Amerika bersikap mendua: sebagai pejabat mereka membuat kebijakan mendukung Monsanto, tetapi sebagai pribadi mereka menghindari produk-produk industri pangan dan memilih pangan sehat. 
  1. 2. Kedua 
  • Saya berpendapat bahwa perihal pangan bermula dari tesis Thomas Malthus (1766-1834) dengan gagasan pokok bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampaui pertumbuhan persediaan pangan. Penduduk akan cenderung tumbuh mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16,….), dan produksi pangan cenderung mengikuti deret hitung (1,2,3,4,5,…..). 
  • Pemikiran Malthus membawa pada kesadaran (kekhawatiran) akan terjadi krisis pangan. Pada saat yang sama Malthus juga mengusulkan dilakukan “pengendalian moral” agar pertumbuhan penduduk dapat terkendali. Namun gagasan ini kurang populer bahkan hingga kini.
  • Gagasan yang lebih diperhatikan dan “sukses” adalah ide Norman Borlaug untuk meningkatkan produksi pangan dengan cara yang kemudian dikenal dengan revolusi hijau. Keberhasilan ujicoba revolusi hijau gandum di Mexico mendorong mobilisasi sumberdaya untuk menyebarluaskan praktek revolusi hijau ke seluruh dunia, yang pada intinya penggunaan benih unggul, pupuk dan obat-obat pertanian kimia. 
  • Ketakutan akan kurang pangan dijawab dengan upaya peningkatan produktivitas masal melalui rekayasa benih, pupuk dan obat-obatan pertanian. Hanya benih unggul yang dipelihara, yaitu benih dengan produktivitasnya tinggi, dan umur pendek. Selain itu akan diabaikan.    
  • Swasta diberi kesempatan dan didukung oleh pemerintah untuk melakukan rekayasa dan hasilnya kemudian dipatenkan. Proses dan cara berbudidaya juga ditentukan oleh pembuat benih. Pada saat itu dimulailah perubahan dari “bertani (farming) fabrikasi tani (factoring)”. Pada gilirannya proses olah rasa/olah pangan berubah menjadi industri pangan”. 
  • Berpayung pada paradigma tersebut, pembangunan pertanian pangan maupun pertanian nonpangan, telah mengukuhkan industri (benih, pupuk dan obat-obatan kimiawi) sebagai faktor produksi yang dominan (paling signifikan) pengaruhnya. Berhasil ditanamkan suatu keyakinan bahwa “peningkatkan produksi pertanian berbanding lurus dengan penggunaan benih unggul beserta pupuk dan obat-obatan”. Implikasinya, kemampuan dan kemauan petani untuk menyediakan sendiri faktor produksi tersebut menurun dan bahkan hilang. Di tingkat makro, industri pupuk dan obat-obatan pertanian dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia.

  1. 3. Ketiga
  • Perkembangan produksi pangan kemudian diikuti dengan industri pengolahannya.
  • Pernahkah kita bertanya dari mana, siapa yang membuat, bagaimana cara membuat dan terbuat dari apa makanan kita? 
  • Dengan berbagai upaya, semua industriawan pangan berupaya untuk menjadikan semua orang sama dan seragam dalam hal rasa dan konsep mengenai kecukupan dan kesehatan pangan
  • Rasa takut kekurangan cenderung kita akan memproduksi dan mengolah pangan berlebihan. Pernahkah kita sadar berapa banyak kita (di rumah, warung makan, tempat pesta dll) menghasilkan sampah pangan (food waste).
  • Belum ada upaya serius untuk mengendalikan food waste.
  1. 4. Keempat
  • Jika kita amati dengan cermat situasi pertanian pangan, situasi apa sebenarnya yang perlu kita khawatirkan? Cara berbudidaya yang seragam.
  • Apakah budidaya organik dapat menjadi solusi? Ya, jika cara bertani dilakukan dengan farming; tidak, jika organik juga sudah menjadi factoring.
  • Banyak pemahaman mengenai budidaya organik. Martani lebih memilih cara yang dikenal dengan LEISA (Low Ekternal Input Sustainable Agriculture). LEISA akan memberi peluang lebih besar kepada petani untuk mandiri. Contoh: meskipun organik, pupuk yang diproduksi masal oleh pabrikan akan dihindari.
  • Jenis yang ditanam adalah apa yang cocok dan dikuasai oleh petani
  • Konsumsi sendiri dulu, baru sisanya dipasarkan. Pasarkan mulai dari yang dekat.
  • Setiap individu unik dalam hal fisik, budaya dan kondisi alam sekitar tempat hidupnya. Ada orang yang cukup makan dua kali sehari ada yang tidak, ada yang kuat makan cabe ada yang sakit perut, ada yang hidup di daerah pantai ada yang di pegunungan.
  • Belajar dari Muhammad SAW: makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang
  • Belajar dari orang Jawa: semua dapat diserap tetapi tidak pernah menjadi apa yang diserap (sinkretisme), saya tidak menolak burger, spagetti (barat), mau juga makan kebab (timur), bisa juga makan mie (china), ataupun nasi (india). 
  • Belajar dari ilmu sosial ekonomi: populisme (Chayanov) dan anarkisme (menghargai keunikan dan keberagaman, memilih untuk tidak besar dengan alasan efisien dan produktif). 
  • Saya akan memilih makan dengan cara mengolah sendiri ketimbang beli makanan mateng, jika harus beli saya akan memilih yang berbahan lokal bukan impor (karena pasti lebih segar dan sehat), saya akan memilih pangan yang bukan kemasan, karena ada keunikan rasa, sementara kalo kemasan dapat dipastikan rasanya sama. 
  • Itulah organik dalam pangan dan bertani. Itulah Sistem pangan lokal : sustainable food production-consumption

  1. 5. Kelima
  • Martani dibentuk pertama kali pada tanggal 23 Maret 2014. Pada awalnya Martani merupakan bagian dari program  KRKP (Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan), sebuah koalisi yang beranggotakan LSM pendamping petani di Bogor. Mandat utama Martani adalah untuk: 1) menjalankan misi KRKP mewujudkan “Perdagangan yang Adil”, “pertanian berkelanjutan”, dan “konsumsi pangan lokal sehat”; dan 2) menjadi media komunikasi antar anggota kelompok petani produsen dan konsumen melalui perdagangan pangan lokal sehat.
  • Usaha pokok Martani adalah perdagangan pangan sehat hasil produksi petani dampingan anggota KRKP, terutama beras dan palawija. Pada tanggal 17 Juli 2015, Martani memisahkan diri dari KRKP menjadi sebuah entitas bisnis mandiri dan berdomisili di Cepoko, Bugisan, Prambanan, Klaten. Perpindahan ke Prambanan dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada kelompok petani produsen yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten, Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul dan Bantul. 
  • Martani merupakan bahasa Jawa, sebagai laku (predikat) mempunyai arti “menghidupi” dan sebagai subyek/obyek dimaknai sebagai “sumber penghidupan”. Martani dapat dipandang sebagai penggabungan dua suku kata: Mart dan Tani, Mart dalam Bahasa Inggris berarti pasar, dan Tani berarti petani. Sehingga Martani dapat dimaknai sebagai pasarnya petani, “tempat” dimana petani dapat memasarkan produknya.
  • Misi Martani sebagai entitas bisnis adalah menyediakan pangan lokal sehat secara ajeg dan mendapatkan keuntungan. Sehat dalam hal ini adalah tanpa pestisida, pengawet, pewarna, perasa, pengenyal (5P) buatan; lokal: dapat ditelusuri asal dan cara produksinya, serta minimal kandungan impor dan produksi pabrikan besar; dan ajeg: produksi, penyediaan dan pelayanan lancar secara kuantitas dan kualitas. Prinsip berdagang yang dipegang Martani adalah jujur, saling percaya, dan saling menguntungkan. Sehingga diharapkan dapat visi Martani: olah rasa mbangun jiwa (secara bersama mengalami dan memaknai untuk saling menghidupi).