Open Debate & Film Screening The Seed War

Open Debate & Film Screening
Rita Mustikasari (@ritamustikasari)

This is a sequel of Martani to involve on the Pesta Sains 2016. Start from Pasar Sehat Sagan in Taman Pintar Jogja (September 24-25), invited by Warung Prancis UII on one of their serial discussion about Makanan dan Kita (September 26), Pasar Sagan in IFI Jogja (October 8), provide nasi tumpeng biru bunga telang for the closing ceremony of Pesta Sains Jogja (October 20) and attending this debate and film screening (October 27).

Appreciate of IFI Jogja and Jakarta to promote healthy food for public in a nice way. Congratulation and thank you.

Presentation of Martani
  • Rita has a chance to present a photos slide continue by points of lesson learns from Warung Pecel PSSM Martani. As a new approach, operating warung pecel as place of living library and training center is quite challenging.
  • Yusup shares view of Martani. We provide options for public. Not everybody able to consume gluten and GMO. There is an option of local ingredient which by chance produce by local farmer. Big is not always good. Small but fair.
  • Nicolas from Palm Elit shows the beauty become a breeder especially on oil palm. Glad to hear that they do conventional breeding system and not GMO one;

The Seed War
I impress with a woman farmer who clever try to find access to local seed. She got some local corn seed that she replants to get more seed so she can provide corn for her cattle. Smart! We should learn from this film before the situation in Indonesia becomes worst.

  • Need a local real action to solve the seed war
  • Increasing public understanding about the situation of TNCs and the seed war now
  • Create local demand for local vegetable products of people in the city. When there is demand, the farmer has willingness to plant local seed.
  • Using economic instruments to conserve land and water is possible by warung kopi.
  • Pinarak Warung PSSM Martani in Tulung, Kalasan, Jogjakarta.



Martani
Yusup Maguantara (0813.1780.5953)
Dusun Tulung, RT1 RW1, Desa Taman Martani, Kalasan, Jogjakarta 55571.
Facebook: Martani Beras Sehat
Twitter: @berasmartani
IG: martani.organic

LINE@: dsb7289x

Flora Nusantara

Negri tropis ini memiliki aneka jenis tanaman yg cantik, baik bagian bunga, batang, daun dan lainnya. Pemanfaatan aneka flora kita masih butuh sentuhan kita semua. Berkreasi lah berkesperimen mencari cara mempromosikan atau mengolah aneka potensi yg kita miliki.

Kami di Martani mencoba dengan berbagai cara. Misalnya berkebun di Kebun Martani Labasan. Mengolah aneka produk petani lokal sehat menjadi pangan lokal pangan sehat.



Banyak tanaman buah yg bisa ditanam di halaman rumah. Saat berbuah adalah momen paling keceh. Buah dari kebun sendiri terasa lebih manis, begitu konon. Kesegaran karena baru metik dan langsung dimakan yg menjadi kuncinya. Bukan tanaman yg diambil puluhan ribu kilometer dan butuh perlakuan agar kesegarannya tetap.



Menjadi konsumen cerdas memilih produk lokal yg segar, bisa berlatih dengan memetik buah kebun sendiri.


Artisan Rumahan Tidak Murahan

Artisan adalah istilah untuk orang yg memproduksi aneka barang kerajinan-tangan. Jumlahnya banyak di pedesaan, banyak kelompok perempuan. Mengisi waktu luang sambil ngasuh anak dan memasak untuk keluarga.

Ayam OChicken Ayam Organik

Kenapa harus ayam organik? Apakah sama ayam organik dengan ayam probiotik? Pernah dengar ayam hepi?





Belajar dari Seed War

Dipresentasikan Acara Debat Terbuka Pesta Sains IFI LIP Prancis Jakarta
Kedutaan Besar Prancis 
Kamis, 27 Oktober 2016

Belajar dari Seed War
(Yusup Martani/081317805953)

  1. 1. Pertama 
  • Hal penting yang saya tangkap dari film Seed War adalah: 1) benih merupakan awal mula proses budidaya pangan dan 2) ketika benih dikuasai oleh sedikit pelaku industri, maka kemudian 3) mereka menguasai dan mengatur pangan dunia, 4) ketersediaan varian pangan berkurang, 5) ketergantungan petani atas benih dari pengusaha, 6) ketercemaran lingkungan, dan 7) menurunnya kesehatan dan keamanan pangan
  • Muncul pertanyaan mengapa dan bagaimana situasi tersebut bisa terjadi?
  • Vandana Shiva telah memulai “perlawanan” untuk merubah situasi tersebut. Mulai dari membangunkan kesadaran di tingkat petani di desa-desa hingga kampanye dan lobby di aras internasional.
  • Muncul pertanyaan: masing-masing diri kita akan berdiam diri menikmati situasi yang ada dan menjadi bagian dari rejim pangan dunia, atau ingin melakukan perubahan sebagaimana Vandana Shiva? 
  • Ada sebuah artikel/berita yang pernah saya baca mengungkapkan bahwa petinggi politik di Amerika bersikap mendua: sebagai pejabat mereka membuat kebijakan mendukung Monsanto, tetapi sebagai pribadi mereka menghindari produk-produk industri pangan dan memilih pangan sehat. 
  1. 2. Kedua 
  • Saya berpendapat bahwa perihal pangan bermula dari tesis Thomas Malthus (1766-1834) dengan gagasan pokok bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampaui pertumbuhan persediaan pangan. Penduduk akan cenderung tumbuh mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16,….), dan produksi pangan cenderung mengikuti deret hitung (1,2,3,4,5,…..). 
  • Pemikiran Malthus membawa pada kesadaran (kekhawatiran) akan terjadi krisis pangan. Pada saat yang sama Malthus juga mengusulkan dilakukan “pengendalian moral” agar pertumbuhan penduduk dapat terkendali. Namun gagasan ini kurang populer bahkan hingga kini.
  • Gagasan yang lebih diperhatikan dan “sukses” adalah ide Norman Borlaug untuk meningkatkan produksi pangan dengan cara yang kemudian dikenal dengan revolusi hijau. Keberhasilan ujicoba revolusi hijau gandum di Mexico mendorong mobilisasi sumberdaya untuk menyebarluaskan praktek revolusi hijau ke seluruh dunia, yang pada intinya penggunaan benih unggul, pupuk dan obat-obat pertanian kimia. 
  • Ketakutan akan kurang pangan dijawab dengan upaya peningkatan produktivitas masal melalui rekayasa benih, pupuk dan obat-obatan pertanian. Hanya benih unggul yang dipelihara, yaitu benih dengan produktivitasnya tinggi, dan umur pendek. Selain itu akan diabaikan.    
  • Swasta diberi kesempatan dan didukung oleh pemerintah untuk melakukan rekayasa dan hasilnya kemudian dipatenkan. Proses dan cara berbudidaya juga ditentukan oleh pembuat benih. Pada saat itu dimulailah perubahan dari “bertani (farming) fabrikasi tani (factoring)”. Pada gilirannya proses olah rasa/olah pangan berubah menjadi industri pangan”. 
  • Berpayung pada paradigma tersebut, pembangunan pertanian pangan maupun pertanian nonpangan, telah mengukuhkan industri (benih, pupuk dan obat-obatan kimiawi) sebagai faktor produksi yang dominan (paling signifikan) pengaruhnya. Berhasil ditanamkan suatu keyakinan bahwa “peningkatkan produksi pertanian berbanding lurus dengan penggunaan benih unggul beserta pupuk dan obat-obatan”. Implikasinya, kemampuan dan kemauan petani untuk menyediakan sendiri faktor produksi tersebut menurun dan bahkan hilang. Di tingkat makro, industri pupuk dan obat-obatan pertanian dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia.

  1. 3. Ketiga
  • Perkembangan produksi pangan kemudian diikuti dengan industri pengolahannya.
  • Pernahkah kita bertanya dari mana, siapa yang membuat, bagaimana cara membuat dan terbuat dari apa makanan kita? 
  • Dengan berbagai upaya, semua industriawan pangan berupaya untuk menjadikan semua orang sama dan seragam dalam hal rasa dan konsep mengenai kecukupan dan kesehatan pangan
  • Rasa takut kekurangan cenderung kita akan memproduksi dan mengolah pangan berlebihan. Pernahkah kita sadar berapa banyak kita (di rumah, warung makan, tempat pesta dll) menghasilkan sampah pangan (food waste).
  • Belum ada upaya serius untuk mengendalikan food waste.
  1. 4. Keempat
  • Jika kita amati dengan cermat situasi pertanian pangan, situasi apa sebenarnya yang perlu kita khawatirkan? Cara berbudidaya yang seragam.
  • Apakah budidaya organik dapat menjadi solusi? Ya, jika cara bertani dilakukan dengan farming; tidak, jika organik juga sudah menjadi factoring.
  • Banyak pemahaman mengenai budidaya organik. Martani lebih memilih cara yang dikenal dengan LEISA (Low Ekternal Input Sustainable Agriculture). LEISA akan memberi peluang lebih besar kepada petani untuk mandiri. Contoh: meskipun organik, pupuk yang diproduksi masal oleh pabrikan akan dihindari.
  • Jenis yang ditanam adalah apa yang cocok dan dikuasai oleh petani
  • Konsumsi sendiri dulu, baru sisanya dipasarkan. Pasarkan mulai dari yang dekat.
  • Setiap individu unik dalam hal fisik, budaya dan kondisi alam sekitar tempat hidupnya. Ada orang yang cukup makan dua kali sehari ada yang tidak, ada yang kuat makan cabe ada yang sakit perut, ada yang hidup di daerah pantai ada yang di pegunungan.
  • Belajar dari Muhammad SAW: makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang
  • Belajar dari orang Jawa: semua dapat diserap tetapi tidak pernah menjadi apa yang diserap (sinkretisme), saya tidak menolak burger, spagetti (barat), mau juga makan kebab (timur), bisa juga makan mie (china), ataupun nasi (india). 
  • Belajar dari ilmu sosial ekonomi: populisme (Chayanov) dan anarkisme (menghargai keunikan dan keberagaman, memilih untuk tidak besar dengan alasan efisien dan produktif). 
  • Saya akan memilih makan dengan cara mengolah sendiri ketimbang beli makanan mateng, jika harus beli saya akan memilih yang berbahan lokal bukan impor (karena pasti lebih segar dan sehat), saya akan memilih pangan yang bukan kemasan, karena ada keunikan rasa, sementara kalo kemasan dapat dipastikan rasanya sama. 
  • Itulah organik dalam pangan dan bertani. Itulah Sistem pangan lokal : sustainable food production-consumption

  1. 5. Kelima
  • Martani dibentuk pertama kali pada tanggal 23 Maret 2014. Pada awalnya Martani merupakan bagian dari program  KRKP (Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan), sebuah koalisi yang beranggotakan LSM pendamping petani di Bogor. Mandat utama Martani adalah untuk: 1) menjalankan misi KRKP mewujudkan “Perdagangan yang Adil”, “pertanian berkelanjutan”, dan “konsumsi pangan lokal sehat”; dan 2) menjadi media komunikasi antar anggota kelompok petani produsen dan konsumen melalui perdagangan pangan lokal sehat.
  • Usaha pokok Martani adalah perdagangan pangan sehat hasil produksi petani dampingan anggota KRKP, terutama beras dan palawija. Pada tanggal 17 Juli 2015, Martani memisahkan diri dari KRKP menjadi sebuah entitas bisnis mandiri dan berdomisili di Cepoko, Bugisan, Prambanan, Klaten. Perpindahan ke Prambanan dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada kelompok petani produsen yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten, Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul dan Bantul. 
  • Martani merupakan bahasa Jawa, sebagai laku (predikat) mempunyai arti “menghidupi” dan sebagai subyek/obyek dimaknai sebagai “sumber penghidupan”. Martani dapat dipandang sebagai penggabungan dua suku kata: Mart dan Tani, Mart dalam Bahasa Inggris berarti pasar, dan Tani berarti petani. Sehingga Martani dapat dimaknai sebagai pasarnya petani, “tempat” dimana petani dapat memasarkan produknya.
  • Misi Martani sebagai entitas bisnis adalah menyediakan pangan lokal sehat secara ajeg dan mendapatkan keuntungan. Sehat dalam hal ini adalah tanpa pestisida, pengawet, pewarna, perasa, pengenyal (5P) buatan; lokal: dapat ditelusuri asal dan cara produksinya, serta minimal kandungan impor dan produksi pabrikan besar; dan ajeg: produksi, penyediaan dan pelayanan lancar secara kuantitas dan kualitas. Prinsip berdagang yang dipegang Martani adalah jujur, saling percaya, dan saling menguntungkan. Sehingga diharapkan dapat visi Martani: olah rasa mbangun jiwa (secara bersama mengalami dan memaknai untuk saling menghidupi).



Benih Padi

Penyemaian benih padi ini agak beda dari biasanya. Ditanam di lahan kering.

Panen Padi

Jalan-jalan sekitaran desa-desa di Prambanan dan Jawa Tengah pada musim panen padi adalah menyenangkan. Melihat cara petani memanen hasil tanam padinya.



Padi yg menguning diarit. Dikumpulkan di satu tempat, diikat. Beberapa akan membawa hasil panen dengan truk, ada juga yg diikat di belakang motor.

Kenikir Obat Kanker

Salah satu bahan dasar pecel PSSM Martani adalah kenikir. Ketersediaan kenikir berlimpah. Banyak tumbuh di halaman atau pinggiran kebun dan sawah. Petani memetik dan menjual ke pasar sebagai tambahan pendapatan. Beberapa menggunakannya sebagai sayur harian.

Lebih asik punya tanaman kenikir sendiri. Gampang banget cara menanam kenikir. Biji kenikir bisa didapat di toko pertanian atau minta kepada teman yg kebetulan punya pohonnya. Sebarkan biji, tunas akan segera tumbuh setelah 3-5 hari disemai.



Manakala tumbuhan bunga yang berwarna kuning jarang digunakannya sebagai ulam, yang berwarna ungu merupakan sayuran salad yang sangat populer dimakan mentah bersama nasi atau dicacah dengan budu, sambal terasi, tempoyak, serta cincalok. Spesies ini disebut ulam raja di Malaysia yang berarti salad raja

Nama latin.

Tumbuhan ini dapat digunakan untuk penyedap dan merangsang nafsu makan.

Ulamnya yang digelarkan "ulam raja" telah digunakan secara tradisional untuk memperbaiki peredaran darah dan mencuci darah, serta untuk menguatkan tulang, dan mengobati lemah lambung.[4][5] Ulamnya mempunyai keupayaan antioksida (AEAC) yang amat tinggi, yaitu setiap 100 gram salad yang segar mempunyai kemampuan antioksidan yang sama dengan 2400 miligram asam L-askorbik. Lebih dari dua puluh jenis bahan antioksidan telah dikenal pasti dalam kenikir. Bahan-bahan antioksidan yang utama disebabkan oleh adanya sejumlah proantosianidin yang wujud sebagai dimer, melalui heksamer, kuersetin glikosida, asam klorogenik, asam neoklorogenik, asam kripto-klorogenik, serta penangkap (+)-. Kemampuan kenikir untuk mengurangi tekanan oksidatif mungkin sebagiannya terdiri daripada kandungan antioksidajnya yang tinggi. Dan juga, tumbuhan ini mengandung zat kimia yang mengandung minyak atsiri,[2] saponin dan flavonoida polifenol.[4]

Berdasarkan kajian tempatan, kenikir mengandung 3 persen protein, 0,4 persen lemak dan karbohidrat serta kaya dengan kalsium dan vitamin A. Senyawa yang bersifat antioksidan dapat memacu proses apoptosis melalui jalur intrinsik (jalur mitokondria).[4]

... bagian ini mengutip sepenuhnya dari Wikipedia.

Dilaporkan, kenikir dapat mengusir serangga (dengan menanam kenikir di antara tumbuhan), dan alang-alang.

Bunga Kenikir Caudatus

n

Angkringan Condong Catur

Idenya memang menjangkau orang banyak. Bahwa produk beras sehat bukan melulu kebutuhan kelas menengah ke atas. Tapi semua masyarakat butuh beras sehat bebas residu kimia.



Bahaya residu kimia seperti kutipan sebuah artikel yg mengangkat kasus di India. Angka penderita diabetes terus meningkat dari tahun ke tahun, begitu juga angka kematiannya;

India has emerged as the epicentre of Diabetes In 2004 8.2 lac people were diagnosed with diabetes and 2.6 lac died. However, in 2012 180 lac people were diagnosed and 7 lac died.

http://seedfreedom.info/campaign/food-smart-citizens-for-food-smart-cities/

Biaya pengobatan untuk diabetes juga bukan angka yg murah. Kenapa tidak dialihkan saja alokasi biaya itu untuk pencegahan dengan menggalakkan produk petani dan gaya hidup sehat.

In 2010 India was spending $32 Billion/ Rs 1,920 Crores on diabetes care. 

Mengoperasikan sebuah angkringan sehat di Jogja sudah kami inisiasi sejak tahun 2014. Angkringan Sehat Concat begitu kami menyebutnya. Menyediakan nasi beras sehat dan jajanan pecel. Di sebelah angkringan kami menjual ayam organik OChicken.


Martani dalam Bingkai

Sebuah photo video yg kami susun untuk memberikan gambaran tentang kerja-kerja Martani.

https://youtu.be/ZXgLSYb5KtQ

Video ini disusun oleh Ardian Kurniawan dan diunggah di You Tube-nya.

Komunitas Organik Indonesia

Martani mengikuti pameran dagang yg diadakan Komunitas Organik Indonesia di Mall Botani Square  Bogor. Keikutsertaan kami diharapkan akan mendekatkan kepada konsumen umum tentang pentingnya memilih produk makanan sehat. Menjadi konsumen cerdas.

Kimchi Bunga Turi

Berapa dari kita pernah mencicipi kimchi? Asinan kata orang Bogor. Kimchi kata orang Korea. Pembuatan asinan sedikit berbeda dengan kimchi, walau sayuran dan buah bisa serupa. Asinan menggunakan cuka botol untuk memberi rasa segar asamnya, sekaligus mengawetkan sayuran buah menjadikannya lebih cruncy. Kimchi mengandalkan proses fermentasi alami saat daram dan gula bercampur.



Kami menggunakan bunga turi sebagai sayuran kimchi. Bunga turi mempunyai beberapa khasiat herbal, salah-satunya sebagai pencahar alami. Beberapa orang mengeluhkan rasa pahit bunga turi saat mereka mencicipi di hidangan pecel. Buang putik warna kuningnya sebelum direbus. Rasa pahit akan hilang. Beberapa memilih tidak membuangnya karena memang disitulah letak khasiatnya.


Pesta Sains Warung Prancis UII

Martani berkesempatan berbagi bersama mahasiswa UII dalam rangkaian kegiatan Pesta Sains IFI 2016. Ngobrol santai berlangsung di sekretariat Warung Prancis UII di gedung perpustakaan lt 2.


Artikel di web IFI:

http://www.ifi-id.com/sains/makanan_sehat_edukatif.php

IFI Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia bekerja sama dalam penyelenggaraan Pesta Sains 2016 dengan menggelar serangkaian acara menarik. Pesta Sains di UII digelar selama 12 hari dari tanggal 26 September s.d. 7 Oktober 2016.
Acara dibuka pada tanggal 26 September dengan sebuah seminar bertajuk "Makanan Sehat dan Edukatif" yang akan dipandu oleh Martani (produsen beras sehat) dan kelompok PKM Jurusan Teknik Industri UII. Selain itu, ada pula kelas pengenalan bahasa Prancis, serta kelas dan lomba menulis artikel bertema "Makanan dan Kita" dengan pemateri dari Impulse.
Program lain:
  • Pameran "Tanaman dan Manusia" dari CIRAD, 3 - 6 Oktober di Selasar Perpustakaan Pusat UII, setiap hari mulai pukul 10.00 - 15.00.
  • Pemutaran film "The Seed War", 6 Oktober pukul 13.30 di Warung Prancis UII.
  • Pemutaran film "Tomorrow" dan penyerahan lomba penulisan artikel, 7 Oktober pukul 13.30 di Warung Prancis UII.
Yogyakarta
26 September - 7 Oktober 2016
Pkl. 09.30 - 15.30
Warung Prancis UII
Perpustakaan Pusat, lantai 2 Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta


Palawija, Kedelai Lokal dan Tempe Usar Ragi Alam Daun Tutup

Palawija secara harfiah berarti tanaman kedua. Istilah palawija digunakan untuk menyebut jenis tanaman hasil panen kedua di samping padi. Pada sistem budidya LEISA (pertanian berkelanjutan), palawija merupakan salah satu komponen untuk melakukan rotasi tanaman. Petani melakukan rotasi tanaman dengan menanam padi yang diselingi palawija untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit tanaman. Rotasi tanaman juga bermanfaat bagi pemulihan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas hasil pertanian setempat.

Palawija Martani dihasilkan oleh petani produsen Beras Martani dan pada lahan garapan yang sama. Secara bergantian, petani menanam kacang tanah, kedelai, kacang merah, dan kacang hijau sebagai tanaman kedua setelah padi.



Siapa yg tidak kenal tempe, makanan rakyat dari Sabang sampai Meurake. Belum pernah juga sih ke Sabang atau ke Meurake, konon sih tempe merata dimana-mana. Cara buatnya relatif mudah. Udara tropis mendukung tumbuhnya kapang dengan baik. Pembusukan istilah anak-anak kuliahan yg belajr soal kapang, bukan fermentasi, cocok dengan udara tropis.




Jenis kedelai lokal yg banyak ditanam adalah Wilis, Galunggung dan Anjasmoro. Keunggulan kedelai lokal dibanding kedelai impor adalah asal benih yg Non-GMO (Genetically Modified Organisms), bukan hasil rekayasa genetik yg potensial berbahaya untuk kesehatan manusia, masyarakat sosial dan alam.

Ketergantungan impor kedelai dari Amerika sangat tinggi, dari 2,5 juta ton kebutuhan kedelai dalam negri, produksi petani kita hanya 700.000/ton/tahun menurut catatan Kementrian Pertanian. Di sisi lain harga kedelai di tingkat petani sangat rendah, pemerintah menetapkan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) adalah 7.000/kg. Sampai ke tangan konsumen, harga kedelai lokal mencapai 15.000/kg. Sedangkan harga kedelai impor di pasaran bisa mencapai 7500-8000/kg.

Martani memproduksi tempe kedelai lokal dengan ragi alam dari Daun Tutup (nama lokal daerah Prambanan untuk Daun Waru (Hibiscus tiliaceus)). Di daerah lain, ragi alam bisa dibuat dari Daun Jati (Tectona grandis), jenis daun yang permukaan daun bagian bawahnya ditumbuhi jamur berbentuk benang-benang berwarna putih. Istilah usar dipakai karena jamur Rhizopus sp. yg berfungsi sebagai starter yg menempel di daun diusar-usar (digosok-gosok) ke kedelai yg sudah direndam dan direbus dibuang kulitnya.

Anda bisa membuat ragi tempe alam sendiri di rumah. Link berikut dapat membantu: https://adenalfi.blogspot.co.id/2016/10/cara-mudah-membuat-ragi-tempe-sendiri.html. Kami juga menyediakan kedelai lokal untuk anda memproduksi tempe sendiri.

Martani Candi Gebang

Bekerja-sama adalah cara untuk maju bersama. Mbak Sofi Mira pemilik Butik Miranda mengubah paviliun samping rumahnya di Candi Gebang menjadi toko display produk Martani yg rapi. Idenya membantu mendekatkan diri kepada konsumen utamanya yg berada di daerah Condongcatur.



Mbak Ari yg menjadi manajer toko Martani Candi Gebang. Packing beras sehat per satu kg atau sesuai pesanan. Vakum berfungsi agar kutu tidak masuk. Jika beras anda tidak berkutu setelah dua minggu, indikasi bahwa ada lapisan kimia yg melindungi butir beras sehingga kutu saja tidak mampu menggigit.


Kebun Martani Labasan

Kebun Krempyeng Labasan https://goo.gl/maps/qMC82GGnZZu

Belajar dari Film Food Inc.

Tulisan ini dibagikan saat acara diskusi Konspirasi Dibalik Tudung Saji yg diadakan oleh Food For Nation di Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Dalam rangka memperingati Hari Pangan Dunia, Minggu, 16 Oktober 2016.

Bisa hubungi Yusup langsung di 0813.1780.5953 untuk diskusi lanjutan. Atau mampir ke warung kopi kami di daerah Tulung, Kalasan dan di Kebun Martani Labasan di Pakem, Kaliurang.

After this event, you'll never look at dinner the same way again.

Line Food For Nation: @40wwc8675v


Belajar dari Film Food Inc.
(Yusup Martani/081317805953)

1.     Pertama
·       Hal penting yang saya tangkap dari film Food Inc adalah beda antara “bertani (farming) dengan fabrikasi tani (factoring)”….beda antara “olah rasa/olah pangan dengan industri pangan”.
·       Kalo anda tahu bagaimana pangan diolah dan disajikan, kemungkinan besar tidak mampu/kolu/mentolo untuk memakannya
·       Cepat, cepat, cepat…. Tumbuh, tumbuh tumbuh….. banyak, banyak, banyak…. adalah bagian dari factoring

2.     Kedua
·       Pernahkah kita bertanya dari mana, siapa yang membuat, bagaimana cara membuat dan terbuat dari apa makanan kita?
·       Penjajahan yang paling alami dan mematikan adalah melumpuhkan kesadaran kita atas berbagai hal, termasuk pangan.
·       Serangan utama tertuju pada rasa takut, malas dan ketidaksabaran, dan bodoh. Pada tahap lanjut kita akan kehilangan jati diri, tidak kreatif (bodoh) ingin meniru dan menjadi orang lain: kebarat-baratan, kearab-araban, ketimur-timuran (China, Jepang, Korea) dll.
·       Fenomena keberhasilan “mereka” menjajah “kita” antara lain: mie instan, bahan pangan basis terigu, sachetan, bumbu instan, buger dan kebab mania, capucino dan ekspresso dll
·       Dengan berbagai upaya, semua industriawan pangan berupaya untuk menjadikan semua orang sama dan seragam dalam hal rasa dan konsep mengenai kecukupan dan kesehatan pangan
·       Rasa takut kekurangan cenderung kita akan memproduksi dan mengolah pangan berlebihan (apakah pernah ada yang membuat skripsi tentang food waste?).
·       Kearah mana Mahasiswa Tehnologi Pertanian/Pangan belajar? Apakah juga akan menjadi bagian dari Food Inc?

3.     Ketiga
·       Jika kita amati dengan cermat situasi pertanian pangan, situasi apa sebenarnya yang perlu kita khawatirkan? Cara berbudidaya yang seragam.
·       Apakah budidaya organik dapat menjadi solusi? Ya, jika cara bertani dilakukan dengan farming; tidak, jika organik juga sudah menjadi factoring.
·       Banyak pemahaman mengenai budidaya organik. Martani lebih memilih cara yang dikenal dengan LEISA (Low Ekternal Input Sustainable Agriculture). LEISA akan memberi peluang lebih besar kepada petani untuk mandiri. Contoh: meskipun organik, pupuk yang diproduksi masal oleh pabrikan akan dihindari.
·       Jenis yang ditanam adalah apa yang cocok dan dikuasai oleh petani
·       Konsumsi sendiri dulu, baru sisanya dipasarkan. Pasarkan mulai dari yang dekat.
·       Organik jika sudah terbawa (cepat, tumbuh, banyak)…. juga akan jadi factoring
·       Setiap individu unik dalam hal fisik, budaya dan kondisi alam sekitar tempat hidupnya. Ada orang yang cukup makan dua kali sehari ada yang tidak, ada yang kuat makan cabe ada yang sakit perut, ada yang hidup di daerah pantai ada yang di pegunungan.
·       Belajar dari Muhammad SAW: makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang
·       Belajar dari orang Jawa: semua dapat diserap tetapi tidak pernah menjadi apa yang diserap (sinkretisme), saya tidak menolak burger, spagetti (barat), mau juga makan kebab (timur), bisa juga makan mie (china), ataupun nasi (india). Tapi kalo ada pilihan tetap akan memilih tiwul dan tempe.
·       Belajar dari ilmu sosial ekonomi: populisme (Chayanov) dan anarkisme (menghargai keunikan dan keberagaman, memilih untuk tidak besar dengan alasan efisien dan produktif). Saya akan memilih Yoghurt, keju dll bikinan temen sendiri ketimbang bikinan pabrik.
·       Saya akan memilih makan dengan cara mengolah sendiri ketimbang beli makanan mateng, jika harus beli saya akan memilih yang berbahan lokal bukan impor (karena pasti lebih segar dan sehat), saya akan memilih pangan yang bukan kemasan, karena ada keunikan rasa, sementara kalo kemasan dapat dipastikan rasanya sama.
·       Itulah organik dalam pangan dan bertani.

4.     Keempat
·       Martani dibentuk pertama kali pada tanggal 23 Maret 2014. Pada awalnya Martani merupakan bagian dari program  KRKP (Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan), sebuah koalisi yang beranggotakan LSM pendamping petani di Bogor. Mandat utama Martani adalah untuk: 1) menjalankan misi KRKP mewujudkan “Perdagangan yang Adil”, “pertanian berkelanjutan”, dan “konsumsi pangan lokal sehat”; dan 2) menjadi media komunikasi antar anggota kelompok petani produsen dan konsumen melalui perdagangan pangan lokal sehat.
·       Usaha pokok Martani adalah perdagangan pangan sehat hasil produksi petani dampingan anggota KRKP, terutama beras dan palawija. Pada tanggal 17 Juli 2015, Martani memisahkan diri dari KRKP menjadi sebuah entitas bisnis mandiri dan berdomisili di Cepoko, Bugisan, Prambanan, Klaten. Perpindahan ke Prambanan dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada kelompok petani produsen yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten, Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul dan Bantul.
·       Martani merupakan bahasa Jawa, sebagai laku (predikat) mempunyai arti “menghidupi” dan sebagai subyek/obyek dimaknai sebagai “sumber penghidupan”. Martani dapat dipandang sebagai penggabungan dua suku kata: Mart dan Tani, Mart dalam Bahasa Inggris berarti pasar, dan Tani berarti petani. Sehingga Martani dapat dimaknai sebagai pasarnya petani, “tempat” dimana petani dapat memasarkan produknya.
·       Misi Martani sebagai entitas bisnis adalah menyediakan pangan lokal sehat secara ajeg dan mendapatkan keuntungan. Sehat dalam hal ini adalah tanpa pestisida, pengawet, pewarna, perasa, pengenyal (5P) buatan; lokal: dapat ditelusuri asal dan cara produksinya, serta minimal kandungan impor dan produksi pabrikan besar; dan ajeg: produksi, penyediaan dan pelayanan lancar secara kuantitas dan kualitas. Prinsip berdagang yang dipegang Martani adlah jujur, saling percaya, dan saling menguntungkan. Sehingga diharapkan dapat visi Martani: olah rasa mbangun jiwa (secara bersama mengalami dan memaknai untuk saling menghidupi).
5.     Kelima
Organik Farming, Mart-Tani, dan angkringan dapat dijadikan instrument gerilya pangan untuk food inc. (diskusi selanjutnya).